Hamas menyebut dalam pernyataan resminya bahwa Ismail Haniyeh, pemimpin politik mereka, tewas terbunuh di kediamannya di Iran akibat serbuan Israel. Kelompok yang menguasai Gaza ini mendeskripsikan bahwa Haniyeh "tewas dalam serangan mematikan Zionis".
Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini, namun sebelumnya berjanji untuk menghancurkan Hamas setelah serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang.
Hamas mengatakan Ismail Haniyeh, yang pada April lalu kehilangan tiga putra dan empat cucunya dalam serangan udara di Gaza, sempat menghadiri upacara pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/07) waktu setempat.
Kehadiran Haniyeh dalam seremoni tersebut menjadi penampilan publiknya yang terakhir.
“Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita untuk rakyat Palestina, untuk bangsa Arab dan Islam, dan untuk semua orang yang bebas di dunia,” ujar Hamas dalam pernyataannya.
Sebagian besar pemimpin Hamas memilih tidak banyak tampil di depan publik, sem*ntara yang lainnya menghabiskan sebagian besar hidup mereka menghindari upaya pembunuhan oleh Israel.
sem*ntara itu, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah menyampaikan belasungkawa menyusul tewasnya Ismail Haniyeh di Teheran.
Dilansir Sepah News, media resmi mereka, IRGC mengatakan mereka tengah menyelidiki “penyebab dan seberapa parah dampak dari insiden tersebut” dan akan mengumumkan hasilnya.
Mereka menyebut Haniyeh dan salah satu pengawalnya meninggal secara “syahid”.
IRGC adalah kekuatan militer, politik dan ekonomi utama di Iran, dengan hubungan yang erat dengan pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei.
Apa dampak pembunuhan Ismail Haniyeh bagi gencatan senjata di Gaza?
See AlsoOlympia 2024 - Leichtathletik heute live im Ticker: Leo Neugebauer glänzt im Zehnkampf - Finale um 10.000-m-Gold - EurosportZwangs-Stilllegung für Millionen Diesel-PKW droht - das müssen Autofahrer wissenParis Olympics 2024 live updatesWho could Kamala Harris pick as her VP? Here are 10 potential running matesSiapa saja para pimpinan penting Hamas?
Siapa Hamas dan bagaimana kiprahnya?
Bagaimana Ismail Haniyeh tewas?
Pembunuhan Ismail Haniyeh dilakukan dengan rudal berpemandu yang menargetkan kediaman pribadinya di Teheran, kata sumber dari media Saudi, Al Hadath.
Media tersebut melaporkan rudal itu menghantam kediaman Haniyeh sekitar pukul 02:00 waktu setempat – sebagaimana yang juga disebutkan oleh media pemerintah Iran.
Media Fars, yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, menyebut Haniyeh ditempatkan di sebuah kediaman untuk para veteran di bagian utara Teheran, dan bahwa ia terbunuh oleh "proyektil dari udara".
Kematian Haniyeh terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengeklaim mereka membunuh komandan militer utama Hizbullah, kelompok milisi yang berbasis di Lebanon, yang juga didukung oleh Iran.
Israel mengatakan pihaknya membunuh Fuad Shukr dalam serangan udara, sebagai pembalasan atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada akhir pekan silam.
Shukr dilaporkan bertanggung jawab atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel pada Sabtu (27/07).
Serangan itu menewaskan 12 orang yang kebanyakan merupakan anak-anak. Di sisi lain, Hizbullah menyanggah keterlibatan mereka dalam serbuan itu.
Hizbullah belum mengkonfirmasi bahwa seorang komandan seniornya tewas dalam serangan Israel di Beirut pada Selasa (30/07) lalu, namun mengatakan Shukr berada di sebuah gedung yang menjadi sasarannya.
“Sejak kejadian tersebut, tim pertahanan sipil telah bekerja untuk mengangkat puing-puing dengan perlahan tapi pasti, karena situasi kelas yang hancur, dan kami masih menunggu hasilnya,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut pada Rabu (31/07).
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengutuk “agresi Israel yang terangan-terangan” dan menyebutnya sebagai “tindakan kriminal” dalam “rangkaian operasi agresif yang menewaskan warga sipil yang jelas-jelas melanggar hukum internasional”.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya tidak berusaha melakukan eskalasi dengan Hizbullah, namun “siap menangani semua skenario”.
Apa dampak kematian Ismail Haniyeh?
Pembunuhan Ismail Haniyeh telah membawa kawasan itu lebih dekat ke perang terbuka, kata Nader Hashemi, seorang profesor Studi Timur Tengah di Universitas Georgetown, kepada BBC.
"Ini adalah perkembangan besar," ujarnya.
"Saya pikir ini juga berdampak pada peristiwa di Lebanon karena hanya beberapa jam sebelumnya Israel mencoba membunuh seorang pemimpin senior Hizbullah di Beirut selatan dan asumsi yang berlaku adalah bahwa Iran dan Hizbullah tidak tertarik pada eskalasi."
Namun pembunuhan Haniyeh telah mengubah perhitungan tersebut, tambahnya.
"Sekarang Iran memiliki banyak insentif untuk mencoba dan meningkatkan konflik ini."
Kematiannya kini dapat menunda upaya untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza, karena ia adalah lawan bicara yang penting dalam negosiasi yang ditengahi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
Beberapa negara, termasuk Irak, Turki, Rusia dan Qatar mengutuk serangan tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pembunuhan itu adalah “sesuatu yang tidak kami sadari atau terlibat di dalamnya”.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan kematian Haniyeh akan “membawa pertempuran ke dimensi baru” dan mempunyai dampak besar.
Pemimpin Iran Ayatollah Khamenei telah bersumpah akan memberikan “hukuman berat” terhadap Israel, dan telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
Siapa Ismail Haniyeh?
Ismail Abdel Salam Haniyeh, yang akrab dipanggil Abu Al-Abd, lahir di kamp pengungsi Palestina.
Dia adalah kepala biro politik gerakan Hamas dan pernah menjabat perdana menteri pemerintahan ke-10 Otorita Palestina.
Israel memenjarakan Haniyeh pada tahun 1989 selama tiga tahun. Setelah itu dia diasingkan ke Marj al-Zuhur – tanah tak bertuan antara Israel dan Lebanon – bersama sejumlah pemimpin Hamas, di mana ia menghabiskan setahun penuh hidup dalam kondisi genting pada tahun 1992.
Setelah masa pengasingan, Haniyeh kembali ke Gaza. Pada tahun 1997 dia diangkat menjadi kepala kantor Sheikh Ahmed Yassin, pemimpin spiritual gerakan Hamas, yang memperkuat posisinya.
Pada 16 Februari 2006, Hamas mencalonkannya sebagai perdana menteri Otorita Palestina, dan dia diangkat untuk duduk pada posisi itu empat hari setelahnya.
Satu tahun kemudian, Haniyeh diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Otoritas Nasional Palestina, Mahmoud Abbas. Pencopotan ini terjadi usai Brigade Izz al-Din al-Qassam menguasai Jalur Gaza, mengusir perwakilan gerakan Fatah pimpinan Abbas dalam kekerasan berdurasi satu pekan yang memakan banyak korban jiwa.
Haniyeh menolak dipecat dan menyebutnya sebagai upaya inkonstitusional. Dia berkata, “pemerintahannya akan melanjutkan tugasnya dan tidak mengabaikan tanggung jawab nasionalnya terhadap rakyat Palestina."
Haniyeh telah beberapa kali menyerukan rekonsiliasi dengan gerakan Fatah. Pada 6 Mei 2017, dia terpilih sebagai kepala Biro Politik Hamas.